Bungkil inti sawit. Perkembangan industri peternakan di Indonesia lumayan pesat. Peternakan memiliki kedudukan berarti dalam menyokong ketersediaan protein hewani warga Indonesia. Hal itu bersamaan dengan kebutuhan pakan ternak. Di Indonesia, kebutuhan pakan ternak lebih banyak berasal dari jagung. Jagung dipilih menjadi komposisi utama pakan ternak sebab dapat diukur risikonya dibanding komoditas lain dan mempunyai pasar luas.

Harga Pakan Ternak Terus menjadi Bertambah, Komposisi Terbanyak Berasal dari Jagung

Melonjaknya harga pakan ternak sangat berdampak kepada para peternak. Banyak peternak merugi bahkan gulung tikar akibat lonjakan harga tersebut. Peningkatan harga pakan ternak tidak lepas dari fenomena meningkatnya harga jagung sebagai komoditas utama bahan pakan ternak.

Menjawab hal itu, Departemen Pertanian (Kementan) lewat Direktorat Jenderal Peternakan serta Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) langsung melakukan koordinasi terkait ketersediaan pakan ternak buat industri perternakan.

Mengutip dari halaman resmi ditjenpkh.pertanian.go.id, Ditjen PKH, Nasrullah berkata instansi-nya sudah mengumpulkan stakeholders terkait guna mencari solusi dalam menanggulangi peningkatan harga jagung.

Tumbuhan jagung adalah salah satu bahan utama pakan ternak. Tumbuhan serealia ini merupakan salah satu tumbuhan yang seluruh bagiannya bisa diolah dan dimanfaatkan. Seperti bijinya jadi bahan utama pakan ternak ayam. Atau daun kering serta batangnya dapat diolah jadi bahan pakan ternak sapi.

Jagung dipilih sebagai bahan baku pakan ternak karena punya kandungan 70% karbohidrat, 10% protein, serta 5% lemak. Ada pula isi pati dari tumbuhan jagung berkisar 60- 80%. Kandungan tersebut membuat jagung gampang dicerna. Tidak hanya itu, jagung memiliki nutrisi lebih besar dibanding dedak padi, kedelai, ataupun pollard dan proses penyajiannya relatif lebih gampang.

Bungkil Sawit, Alternatif Pengganti Jagung Selaku Bahan Utama Pakan Ternak

Mahalnya harga pakan mendesak para peternak untuk mencari sumberdaya lain sebagai sumber bahan pakan alternatif. Paling utama buat bahan baku kaya protein serta tenaga. Bahan baku tersebut juga wajib tersedia dalam jangka panjang, murah, serta tidak bersaing dengan kebutuhan pokok manusia. Salah satu bahan pakan ternak lumayan potensial yang bisa dijadikan pilihan adalah bungkil inti sawit.

Bungkil inti sawit merupakan salah satu hasil dari pemrosesan inti daging sawit. Hasil ini mencapai 45% dari inti sawit. Bungkil inti sawit memiliki kandungan 14- 17% protein, 12- 18% serat pangkal, serta 10, 5% lemak. Oleh karena itu, bungkil inti sawit dapat dimanfaatkan buat alternatif bahan baku pakan ternak.

Dalam ternak sapi, bungkil inti sawit dapat digunakan sebesar 65% menjadi bahan baku pakan ternak. Bungkil inti sawit dapat menambah bobot sapi hingga 70 gram per ekor dalam satu hari.

Begitu juga dengan ternak unggas. Kandungan 5 hingga 15% serat aksar rendah dalam bungkil inti sawit sangat baik buat pencernaan ayam. Selain itu, bungkil inti sawit juga bermanfaat untuk mengendalikan kuman jahat semacam Salmonella.

Perbandingan Bungkil Inti Sawit dan Jagung untuk Bahan Baku Pakan Ternak

Jagung merupakan tumbuhan musiman yang termasuk dalam jenis rerumputan dengan batang tunggal. Tumbuhan jagung sangat disukai oleh ternak karena memenuhi persyaratan sebagai sumber tenaga. Tidak hanya itu, jagung pula gampang diolah, gampang dicampur bersama bahan santapan lain, dan gampang dibuat dalam porsi besar.

Namun, kekurangan dari jagung adalah defisiensi protein sehingga wajib dikonsumsi bersama sumber protein lain seperti bungkil-bungkilan ataupun hijauan leguminosa.

Jagung mempunyai kandungan nutrisi yang terdiri dari 86% bahan kering, 6,9% lemak, 4,3% serat agresif, 61,8% bahan ekstrak tanpa nitrogen, 9,7% protein agresif. Ada pula isi nutrisi pollard jagung merupakan 86% bahan kering, 15,7% serat agresif, 51 % bahan ekstrak tanpa nitrogen, dan 12,9% protein agresif.

Bungkil inti sawit (BIS) ialah salah satu hasil samping pengolahan inti sawit dengan kandungan 45- 46% dari inti sawit. Bungkil inti sawit biasanya memiliki kandungan air kurang dari 10% serta 60% fraksi nutrisinya berbentuk selulosa, lemak, protein, arabinoxylan, glucuronoxylan, dan mineral.

Bahan tersebut bisa diperoleh dengan proses kimia ataupun dengan metode mekanik. Meski bungkil inti sawit memiliki kandungan protein rendah, namun kualitasnya lumayan baik serta memiliki serat kasar besar. Penelitian Pasaribu pada tahun 2018 menyebutkan gizi pada bungkil inti sawit berupa kandungan protein sebesar 14 hingga 17%, 9,5% hingga 10,5% lemak, dan serat agresif 12-63%.

Saat ini pemerintah sudah menerbitkan rujukan harga jagung pipilan kering dalam peraturan Bappenas No 5 Tahun 2022 dari 3.150 per kg jadi 4.200 per kg. Dengan harga tersebut, pemerintah mengharapkan petani jagung mendapatkan harga normal serta industri pakan ternak menikmati bahan baku dengan harga kompetitif. Buat perbandingan, harga bungkil inti sawit dalam kemasan 1 kilogram dijual mulai dari 2.200 Rupiah.

Manfaat Bungkil Inti Sawit

Kelapa sawit memiliki prebiotic yang sangat berguna buat proses pencernaan santapan dalam usus. Penelitian Hanifa pada tahun 2016, melaporkan kalau bungkil inti sawit memiliki Mannan Oligosakarida (MOS) yang bisa berfungsi selaku probiotik buat menstimulasi pertumbuhan kuman probiotik, sehingga secara tidak langsung bisa mengatur kuman patogen di dalam saluran pencernaan.

Campuran nutrisi pada bungkil inti sawit menjadikannya sebagai bahan baku pakan dengan jumlah nutrisi yang lumayan besar. Jumlah nutrisi tersebut sanggup menjadi energi buat ternak. Telah dibuktikan kepada ikan lele dalam penelitian Hadijah tahun 2019.

Mari Beralih Menggunakan Bungkil Inti Sawit Sebagai Bahan Pakan Ternak

Sebelum menjadi bahan pakan ternak, bungkil inti sawit perlu difermentasikan dengan jamur dan kuman, seperti Rhizopus oligosporus, Aspergillus niger, ataupun Eupenicillium javanicum untuk merendahkan nilai serat agresif. Proses fermentasi bisa meningkatkan nilai protein dari bungkil inti sawit dan baik untuk pencernaan ternak. Bila peternak susah mendapatkan jamur dan kuman tersebut, peternak bisa menggunakan probiotik yang tersebar di pasaran semacam: SOC (Suplemen Organik Cair) dari PT HCS, Probiotik Tangguh, EM4, Starbio, dll.

Proses fermentasi ini sudah meningkatkan nilai protein dari bungkil inti sawit dari yang semula 14% menjadi 23%. Tidak hanya isi gizi yang lumayan besar buat pakan ternak, harga bungkil inti sawit juga lumayan murah dan ketersediaannya pun melimpah. Alasannya, Indonesia ialah negara penghasil kelapa sawit terbanyak nomor satu dunia. Jika peternak kesusahan untuk membuat sendiri fermentasi bungkil inti sawit, kini sudah banyak bungkil inti sawit dijual dalam bentuk kemasan sesuai kebutuhan.

Makmur Amanah Sejahtera Menyediakan Bungkil Inti Sawit

Melihat industri pakan ternak yang tiap tahun semakin bertambah, bisa diprediksi suplai bahan pakan ternak pula akan meningkat. Sehingga butuh kestabilan produk pakan yang didistribusikan kepada para peternak.

Maka dari itu, Makmur Amanah Sejahtera hadir guna menjadi solusi inovatif terhadap suplai bahan baku pakan ternak murah sekaligus berkualitas. Makmur Amanah Sejahtera, merupakan industri yang bergerak di bidang pakan ternak sejak tahun 2020. Telah terdaftar di Menteri Investasi serta Kepala Koordinasi Bidang Penanaman Modal pada tahun 2021 selaku supplier pakan ternak.

Di sini, tersedia beragam produk bahan baku pakan ternak dengan pelayanan terbaik yang berkontribusi dalam modernisasi pakan ternak. Perdagangan bahan baku pakan ternak oleh Makmur Amanah Sejahtera sudah berjalan dengan kapasitas 100 ton per bulan. Adapun komoditas unggulan kami adalah bungkil inti sawit. Namun, tidak hanya bungkil inti sawit, Makmur Amanah Sejahtera juga tengah mempersiapkan pengembangan supply turunan produk minyak kelapa sawit buat penuhi kebutuhan lokal maupun internasional.